Gema Panas
Sinar mentari menyiangi hari dan bumi begitu teriknya
Rindu rasanya mencium aroma khas tanah saat air langit terjatuh
Ingin pula berlari dan menari di bawah langit hujan
Nestapa menguar ketika langkah-langkah terjejak di tanah negeri
Ungkapan dari tanah tandus dan tanaman yang mengering mati
Rupa-rupanya telah menginfeksi setiap inchi diri ini
Rakyat mulai menggelar ritual dan sembahyang dengan penuh harap
Apakah sebetulnya kami sudah tidak pantas lagi menerima berkah-Mu?
Hingga kemarau ini begitu panjang dan menyakitkan
Atau sebenarnya ini semua terjadi akibat dari perbuatan para manusia itu sendiri
Yang membuat musim tak berotasi normal seperti dahulu
Unjuk serakah meraup sumber daya bumi hingga ke inti
Gema panas semakin berkumandang di penjuru kota
Anak kecil muda dewasa hingga tua enggan menampakkan bayang karenanya
Naik semakin naik derajat suhu udara hingga empat puluhan celcius
Bagai ungguk merindukan bulan
Aku engkau dan mereka merindukan tetes hujan
Tapi nihil, langit masih enggan menumpahkan tangisnya
Tabah, kita semua harus lebih bersabar dan bertawakal
Efikasi dari doa dan harap pada Sang Kuasa tidak ada sianya
Komentar
Posting Komentar