Kepergianmu


Setahun lalu, di hari idul adha meski di tanggal masehi yang berbeda masih terngiang hingga kini. 

Masih petang, menjelang fajar ku terbangun dari tidur yg malam-malam sebelumnya tak kudapati nyenyak. 

Kau meninggalkanku, bukan hanya pergi ke kotamu seperti biasa namun kau pergi selamanya menuju kota abadi-Nya. 

Waktu itu, covid baru gencar-gencarnya sehingga sangat sulit menemukan transportasi menuju pertemuan terakhir kita. 

Masih baik, tetangga kos kita baik adanya, ku ganggu mereka di lelapnya mimpi, menemani memutari kota tuk dapat berjumpa denganmu. 

Setelah berputar-putar, tiket kereta tercepat jam 7 pagi baru kudapat. Kosong, hanya tangis yang mengiringi sepanjang jalan. 

Setiba di stasiun, nasib masih mempermainkanku, tukang ojek dua kali berhasil menipu diri. 

Malang, seperti nama kotamu, yang ku jumpa bukan dirimu namun batu nisan dan tanah pekuburan nan asing.

Setahun telah berlalu, kini kudapati diriku membendung air mata yang ingin tumpah ketika takbir berkumandang di antara langit. 


Komentar

Postingan Populer