30 yo



Usiaku sudah bukan lagi usia ABG, jadi jangan ajak aku main-main, apalagi bermain rasa

Memberi perhatian tanpa aba-aba, meski hanya sederhana tetap saja membuat gundah gulana

Usah kau peduli jika akhirnya hanya membingungkan logika dan nala 

Rasa itu tumbuh sedikit demi sedikit hingga aku pun mulai berharap dan berangan bahagia

Tidakkah kau sadari bahwa aku semakin terbuka dan berharap lebih karena pesan-pesanmu yang entah nyata atau hanya pura-pura

Ingin sekali aku memukul kepalamu wahai pemuda yang seringkali membuatku gregetan tiada tara

Gampang sekali tanganmu itu mengetik kata-kata yang terkadang membuatku salah tingkah seperti remaja 

Awalnya memang begitu, namun sekejap kemudian diikuti sikapmu yang tidak jelas mau dibawa kemana 

Payah, diriku pun lengah dan percaya, melambung tinggi kemudian jatuh tersungkur di detik berikutnya 

Untungnya, tidak hancur, hanya berkeping dan tercecer beberapa bagian dalam rongga dada 

Lantas, aku pun berpikir keras bagaimana menempel kembali kepingan-kepingan rasa yang tercecer begitu saja 

Untunglah, logika masih berjalan meski agak tertatih karena bagian nala mematikan fungsinya sementara 

Hati manusia atau hatiku saja sebenarnya yang mudah sekali jatuh kemudian menganga?

Tangan ini lagi-lagi menulis begitu saja, terutama jika tiada lagi tempat untuk sekedar mengurai rasa

Apakah aku pantas untuk dicinta? Aku sendiri pun ragu untuk menjawabnya 

Hilang, timbul, tenggelam, mengambang semuanya

Ucapan mana yang harus aku percaya? Sepertinya ucapan syukur dari-Nya, bukan?  

Nantilah, aku pikir-pikir kembali hubungan tanpa status dan serba tidak jelas ini, semoga bertemu titik terang segera... 

Komentar

Postingan Populer