Frekuensi dari Segala Sisi
Bukan membahas frekuensi tentang seberapa sering
Tapi ini mengenai frekuensi yang membuat kita nyaman 
Pernah kan kalian mendengar istilah “teman yang sefrekuensi” (?) 
Bukan melulu tentang hal-hal sama yang disukai sih 
Tapi lebih kepada ketersinambungan yang membuat kita bisa “sefrekuensi” 
Semakin dewasa kita tidak membutuhkan banyak relasi 
Kita hanya membutuhkan dua atau satu orang saja yang “sefrekuensi”  dengan kita 
Nyatanya menemukan “frekuensi” yang sama itu bagai mencari jarum di tumpukan jerami 
Orang terdekat dengan kita, yakni keluarga ternyata berbanding terbalik “frekuensinya”, bahkan ga jarang teramat sangat beda “frekuensi”. 
Bahkan pasangan entah pacar atau suami maupun istri pun sering tidak “sefrekuensi” 
Itulah asal muasal munculnya istilah “teman yang sefrekuensi”, mungkin (?) 
Bolehlah kita ngobrol ngalor ngidul dengan teman tersebut 
Tapi jangan menutup diri juga dari peradaban 
Jangan karena tidak “sefrekuensi” lantas acuh tak acuh dengan orang lain 
Belajarlah untuk menempatkan diri di manapun kita berada, istilah IPA nya adaptasi 
Jangan berpikir picik hanya karena keluarga dan pasangan kita tidak “sefrekuensi” lantas mendiamkan dan marah-marah tidak jelas karena tidak memahami diri kita 
Tuhan menciptakan manusia memang unik, berbeda satu dengan yang lainnya. 
Anak kembar identik saja pasti memiliki perbedaan, entah dari sifat, kemampuan, maupun hobi. 
Semua posisi (keluarga, pasangan, teman) memiliki porsi yang berbeda dalam kehidupan 
Simpulannya, mari kita berpikir positif. 
  


Bener sih, cari teman harus yg sefrekuensi. Bukan berarti kita bersama karna kita sama. Bukan. Tapi yg klop gitu. Hehe
BalasHapusiya kalo ga klop kurang nyaman aja wkwk
Hapus