Hampa dan Kosong
Hai, aku balik lagi. Masih belum bisa percaya, bahwa ayah sudah berada dipelukan Allah sekarang ini. Aku kira, ayah akan balik sehat lagi dan memberi kami nasihat seperti orang tua pada umumnya. Tapi, aku harus menerima takdir ini bukan? Hidupku harus tetap berjalan meski sangat sepi memang, aku tidak menyangka bahwa hatiku menjadi sangat hampa tanpa kehadiran ayah yang sebenarnya juga tidak begitu dekat denganku. Sudah dua minggu berlalu di rumah tanpa adanya ayah, kami semua merindukannya dan merasa kehilangan karenanya. Kami semua sakit setelah ditinggal pergi olehnya. Iya, kami serumah semuanya, aku, ibuk, dan adik-adikku jatuh sakit hingga kini. Aku masih tidak menikmati berbagai makanan yang ada di depan mata, makan sedikit rasanya sudah sangat kenyang, muntah juga seperti menjadi rutinitas sekarang setiap pagi hari. Dan yang lebih buruk, adik perempuanku. Dia tidak bisa tidur selama satu minggu lebih, sejak dari perawatan rumah sakit dia telah berjalan mondar mandir s...